Menjaga Hutan, Menjaga Kehidupan dari Banjir Bandang

Penebangan pohon yang terus terjadi tanpa kendali telah membuat hutan kehilangan perannya sebagai penyerap air alami. Akar-akar pohon yang seharusnya menahan tanah kini hilang, menyebabkan erosi, longsor, dan banjir bandang yang merenggut harta bahkan nyawa. Ironisnya, sebagian besar penebangan ini dipicu oleh tingginya konsumsi produk berbahan kayu dan kertas dalam kehidupan sehari-hari: dari kemasan sekali pakai, tisu, kardus, hingga paper bag. Ketika permintaan meningkat, pohon-pohon di hutan menjadi korban, dan alam pun kehilangan keseimbangannya.

Namun, bencana bukanlah takdir yang tak bisa dicegah. Kita bisa memulainya dari pilihan sederhana: mengurangi penggunaan kertas, beralih menggunakan kantong plastik daur ulang, memilih produk hasil daur ulang, serta menggunakan tas pakai ulang dalam aktivitas sehari-hari. Di saat yang sama, gerakan menanam dan menjaga pohon harus terus diperluas, terutama di daerah aliran sungai dan wilayah rawan longsor. Ketika masyarakat, industri, dan pemerintah berjalan bersama, hutan dapat pulih, daya serap tanah kembali kuat, dan risiko banjir bandang pun dapat ditekan. Menjaga hutan bukan hanya tentang menyelamatkan pohon, tetapi tentang melindungi masa depan kehidupan kita sendiri.